Karpet Kehidupan

Karpet Kehidupan

Ya Allah…

Dimanakah ku harus berlabuh…
Saat semua dermaga menutup pintu,
Dan berkata “ ini bukan untukmu…”
“Segara menjauh karna disini bukan tempatmu

Ya Allah…
Katakan padaku, dermaga untukku berlabuh
Agar ku segera menghela nafas kehidupan yang baru.
Sampai kapan ku harus arungi waktu,..
Ku lelah Menunggu suatu yang tak pasti walau hanya Satu

Ya Allah …
Beri aku penerang jalan-Mu
Agar tak tersesat saat ku melaju,..
Kuatkan awak kapalku,
Saat badai menghalangi jalanku

Ya Allah …
Tetaplah disisiku,
Jangan Engkau menjauh dariku…
Karna ku mati tanpa hadir-Mu

Senin, 01 Februari 2010

Usapan Hampa diBalik Kenyataan

Suara angin bak gemuruh alam yang mencekam
Sungguh berat ia menatap langit biru dikala itu
Indah memang,
Namun menyibak duka dan lara dihati
Mengapa ia begitu……….
Dan ia pun bertanya mengapa aku begini……….

Dalam benak kecilnya seraya mengungkap
“Apakah benar dunia ini…………..
Sebagai sandaran megah bagi kaum beremas………….
“ Apakah benar dimatanya,
Aku hanyalah sebahagian dari mereka-mereka itu yang dianggap sekumpulan sampah bercecer dipinggir jalan………..
Hinalah aku bukan dimatanya……………………

Sehelai kain kumuh dan seperlima debu jalanan itu………….
Melekat ditubuh kurusnya itu……………
Ialah seorang anak yang tumbuh bagai ilalang……………
Sungguh malang nasibnya………….
Terlihat pula disisi kedua bola matanya……….
Tersirat maksud ungkapan kata hati………………

Entahlah………..
Terasa sungguh benar aneh……………
Dari kepalan pelampiasan wujud amarah yang sungguh terlihat……
Sungguh apalah itu……………….

Tanpa ia rasakan celah ketenangan……….
Tanpa ia rasakan bathin yang selayaknya diusia itu……………

Tergait hasrat pun ditangisi……………

Kadang,
Ia meronta-ronta disepanjang kakilima………
Kadang,
Ia menangis bila lapar meracuni dahaga……….
Kadang pula,
Ia tak tahu kemana raga itu harus berpijak…………..






Betapapun ia terhina dengan seruan duka didada………..
Betapapun ia terhina dengan serbuan caci maki akan kekejaman penghuni dunia……



Oleh mereka-mereka yang mengguagah arah hidupnya yang suram…….
Oleh mereka-mereka yang rakus akan segudang materi…………..

Yang justru menghanguskan dam menghabiskan bekal masa depannya……

Marahnya sunnguh tak terhingga,
Namun apa daya diri itu sungguh tak sepantasnya menentang takdir tuhan sepenuhnya….

Sungguh mereka tahu apa yang kurasa………
Bertanya ia,
Sungguh duka apa yang menyelip dibalik kenyataan ini…………

Hingga aku tak menerima apa yang seharusnya menjadi milikku seutuhnya
Hingga mengemislah aku demia sesuap nasi yang begitu murah diujinya…

Apa yang terdengar kini……..
Jelas ditelinganya………………..
Hanyalah usapan hampa dibalik kenyataan……………..




Created by: Siti Arifa Dyana X Mandri II