Karpet Kehidupan

Karpet Kehidupan

Ya Allah…

Dimanakah ku harus berlabuh…
Saat semua dermaga menutup pintu,
Dan berkata “ ini bukan untukmu…”
“Segara menjauh karna disini bukan tempatmu

Ya Allah…
Katakan padaku, dermaga untukku berlabuh
Agar ku segera menghela nafas kehidupan yang baru.
Sampai kapan ku harus arungi waktu,..
Ku lelah Menunggu suatu yang tak pasti walau hanya Satu

Ya Allah …
Beri aku penerang jalan-Mu
Agar tak tersesat saat ku melaju,..
Kuatkan awak kapalku,
Saat badai menghalangi jalanku

Ya Allah …
Tetaplah disisiku,
Jangan Engkau menjauh dariku…
Karna ku mati tanpa hadir-Mu

Kamis, 21 Januari 2010

^^Apresiasi Sastra^^

Komunitas sastra ibarat sampan berlayar di lautan kaca, berisi makhluk-makhluk maya,
mengarungi luasnya samudera kata-kata, hingga ada yang menggumpal menjadi
puisi, cerpen atau pun esai, bagaikan pulau-pulau tempat sampan berlabuh.

Pernah terbentuk suatu komunitas sastra yang penuh gelora kebebasan, bebas berekspresi, berkarya sastra, mengeluarkan pendapat, dan berbeda nilai karsa akan sebuah karya sekali pun. Tapi apa lacur, kebebasan itu tak semulus yang dibayangkan, manakala perbedaan pendapat adalah bencana. Kebebasan menjadi obituari dan rasa jengah yang berujung keinginan hengkang pun tak terelakkan lagi.

"Perpisahan adalah sebuah permulaan baru", atas dasar inilah sebuah pertaruhan bagi pencinta kebebasan bersastra terebak kini. "Apresiasi-Sastra" adalah sebuah pilihan. Maukah kita memulai dan menjaga komunitas sastra ini?. Hanya andalah yang mampu menjawabnya.

Mungkin kata-kata bijak di bawah ini perlu dijadikan sebagai atapnya komunitas sastra baru kita:
"Wadah yang eksklusif tak akan bertahan lama" (Mahatma Gandhi)

Salam,
*Apresiasi-Sastra*

1 komentar: